RSS

Editorial - Koran


Editorial

Haruskah Mahasiswa Turun Tangan ‘Lagi’  dan Jadi Korban ‘lagi’ ?

Rencana kenaikan harga BBM per 1 April tampaknya membuat banyak pihak harus turun tangan untuk menolaknya.  Tidak hanya partai oposisi ( Fraksi PDI-P, Fraksi Gerindra dan Fraksi Hanura ) yang menolak kebijakan pemerintah, tetapi juga mahasiswa dari berbagai universitas ikut ambil bagian dalam menolak kenaikan harga BBM.
Seperti yang terjadi  di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (29/3), Sebanyak delapan mahasiswa dilaporkan mengalami luka tembak dalam aksi demo berbuntut bentrokan antara mahasiswa dengan aparat. Dari delapan mahasiswa, tiga di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Belum lagi bentrok mahasiswa yang terjadi pada Jumat ( 30/3) di depan gedung DPR, yang mengakibatkan korban baik mahasiswa dan juga pendemonstran yang bukan mahasiswa.

Kejadian tersebut mengingatkan kita akan kejadian Mei 98 yang dimana mahasiswa berani turun tangan langsung sebagai penyalur aspirasi dari rakyat yang hanya bisa bungkam melihat jalannya pemerintahan. Geramnya mahasiswa terhadap pemerintahan yang sulit sekali dideskripsikan dengan kata-kata, membuat mahasiswa mengambil cara-cara anarkis dalam menyalurkan kekesalan mereka terhadap pemerintahan.

Dalam kejadiaan ini tidak ada pihak yang bisa disalahkan baik mahasiswa ataupun aparat yang bertugas. Tetapi, dari kejadian ini, baiknya menjadi salah satu pertimbangan bagi Pemerintah pada saat ingin membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berdampak besar bagi rakyat, serta mengimbangi kinerja pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Sehingga, tidak membuat mahasiswa harus turun tangan setiap kali pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang berdampak bagi rakyat, dan jangan sampai harus ada korban ‘lagi’.

Selain pers yang dianggap sebagai Watch Dog , dalam pemerintahan, sebaiknya pemerintah juga harus memperhitungkan Mahasiswa sebagai watch dog, yang mengawasi jalannya pemerintahan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar